Home » , , , » Permainan Monopoli Ini Mencegah Obesitas Anak

Permainan Monopoli Ini Mencegah Obesitas Anak

TEMPO.CO, Sleman - Permainan monopoli dalam ukuran besar seluas 25 meter persegi ternyata bisa mencegah anak-anak mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Soalnya, permainan itu membuat anak bergerak dari kotak satu ke kotak lainnya. Bukan seperti permainan monopoli biasa yang hanya menggerakkan bidak dari satu kotak ke kotak selanjutnya dengan tangan.

"Gerak tubuh anak-anak itu akan membakar kalori. Jadi tak sekadar bermain, tapi permainan yang menyehatkan," kata mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Intan Farida Yasmin, saat ditemui di halaman Sekolah Dasar Budi Mulia, Seturan, Condongcatur, Depok, Sleman, Jumat, 13 April 2012.

Permainan monopoli itu disebut Moneta, singkatan dari Monopoli Cegah Obesitas pada Anak. Ide menyulap permainan monopoli konvensional menjadi permainan monopoli yang menyehatkan berasal dari lima mahasiswa FK UGM angkatan 2008. Selain Intan, ada pula Gabby Ceria, Atiyah Kanmanisa, Lisandra Maria, dan Anastasia Titisari.

Ide itu tercetus pada 2011. Mereka mengajukan proposal ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk mendanai program mereka. Rencananya, ada lima SD yang akan didatangi untuk mensosialisasikan program kesehatan lewat permainan itu.

Berbeda dengan permainan monopoli konvensional yang bentuknya jauh lebih kecil, Moneta ini lebih besar. Untuk memainkannya membutuhkan ruangan yang luas, seperti lapangan atau halaman sekolah. Cara memainkannya pun sama, yakni anak-anak akan berjalan pada kotak-kotak di tepi bidang monopoli berdasarkan dadu yang dilontarkan.

Bedanya, jika dalam permainan monopoli konvensional ada permainan membeli tanah dengan uang dari kertas mainan, tidak demikian dengan Moneta. Kotak-kotak dalam permainan Moneta bergambar aneka makanan sehat dan makanan tidak sehat yang mengandung kolesterol. Makanan sehat yang dimaksud adalah gambar susu, air putih, sayur pecel, juga salad. Namun makanan tidak sehat berupa gambar fried chicken, piza, cokelat, juga burger.

Jika anak berhenti pada kotak yang bergambar makanan tak sehat, maka dihukum dengan gerakan fisik. Seperti lari mengitari bidang monopoli sebanyak dua kali, gerakan jongkok-berdiri delapan kali, ataupun lompat 10 kali. Namun, jika berhenti di bidang yang bergambar makanan sehat, maka hukuman yang dikenakan seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya, menggoyangkan badan dengan bebas, atau tertawa sehat.

Kalau anak tak bersedia dihukum, maka anak akan mendapat poin berupa tambahan berat badan. Semisal tambahan berat badan dua kilogram atau tiga kilogram.

"Yang menang adalah yang berat badannya lebih kecil. Kalau berat badannya nol, berarti normal," kata Intan.
PITO AGUSTIN RUDIANA

0 comments:

Posting Komentar