Home » , , , , » Bermandikan Peluh Makan Oseng-Oseng Mercon

Bermandikan Peluh Makan Oseng-Oseng Mercon

BAGI Anda yang mengaku pencinta rasa pedas, haruslah mencicipi oseng-oseng mercon. Pedasnya bakal meledak di mulut, bersiaplah tubuh bermandikan peluh.

Kesempatan ngobrol dengan Narti (52) malam itu membawa kami pada kenangan sekira empat tahun lalu ketika ia membuka usaha warung makan. Kini, menu yang diraciknya sukses menjadi salah satu rekomendasi para pencinta kuliner pedas, yakni oseng-oseng mercon.

Sebenarnya, sederhana saja niat Narti kala membuat menu tersebut. Dia ingin menyekolahkan anak-anaknya secara layak saat sang suami "dipanggil" Sang Khalik. Siapa sangka bila hasil yang didapatkan berkali-kali lipat besarnya. Warung makan pinggir jalannya kini selalu ramai dikunjungi penikmat kuliner malam.

Warung lesehan Ibu Narti terletak di Jalan KH. Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Dia hanya menempati pinggiran jalan di depan sebuah toko yang tutup saat sore hari, tapi pembelinya selalu datang silih berganti, apalagi menjelang malam. Di antara deretan warung lesehan yang menyajikan oseng-oseng mercon lainnya, warung Narti bisa disebut paling ramai. Maklum, dia memang pelopor oseng-oseng mercon di Yogyakarta.

Setelah masuk ke warung lesehan, segera saja pesan menu oseng-oseng mercon. Jangan lupa juga untuk memesan pelengkapnya, seperti daging ayam, lele, bebek, puyuh, burung dara, ati, ampela, babat, dan iso, yang bisa disajikan goreng ataupun bakar. Sementara, oseng-oseng mercon dihidangkan dalam wadah piring kecil, nasi dan lalapan diberikan terpisah. Kalau mau, ada pula sambal terasi.

Gigitan pertama belum terasa pedas, semakin diserang "mercon", semakin meledaklah mulut. Tak terasa nasi seporsi habis, tapi oseng-oseng mercon berisi sandung lamor dan bagian sapi lainnya ini belum juga habis. Tambah saja seporsi nasi lagi agar tidak penasaran dengan ledakan mercon satu ini. Sirami mulut dengan teh ataupun jeruk manis hangat. Siap-siap wajah bermandikan peluh, berurai air mata, dan mulut tak henti-hentinya komat-kamit kepedasan. Kalau masih ingin menantang ledakan mercon, tambah saja lagi.

Bicara ledakan mercon ini, Narti memang tidak tanggung-tanggung dalam menggunakan cabai rawit merah. Dia tetap memakai komposisi yang sama meski harga cabai turun-naik.

"Cabai lima kilogram untuk daging 50 kilogram, enggak akan saya kurangi walaupun harga cabai lagi mahal," tuturnya ketika ditemui di Yogyakarta, baru-baru ini.

Dari yang awalnya memasak hanya menggunakan daging dua kilogram dengan modal Rp125 ribu, Narti merasa bersyukur usahanya sekarang kian maju. Dia sempat membuat oseng-oseng mercon 100 kilogram daging sehari, tapi semakin berkurang sejak munculnya banyak warung oseng-oseng mercon di dekatnya. Dia mengaku tidak takut tersaingi.

"Walaupun di sini banyak yang buat, saya enggak khawatir, saya merasa bangga sebagai pencipta dan pelopor oseng-oseng mercon," ucapnya.

Demi menjaga kelezatan oseng-oseng mercon, Narti lah yang selalu meracik bumbunya dibantu empat pekerja kepercayaan. Ketika ditanya siapa yang akan diwarisi resep rahasia oseng-oseng mercon, Narti mengatakan," Dewi, anak kedua saya, yang selama ini meneruskan usaha saya. Untung, dari tiga anak saya, ada yang mau jual makanan seperti saya," tuturnya.

Penikmat oseng-oseng mercon Narti bukan hanya warga Kota Yogyakarta dan sekitarnya, tapi juga dari luar Yogyakarta. "Saya tahu dari teman-teman, tadi juga tukang becak yang menunjukkan warung oseng-oseng mercon ini. Penasaran sebenarnya, tapi saya kurang suka pedas, paling nanti icip-icip saja. Ingin lihat juga suasana makan di sini," kata Sinta (30), yang berasal dari Jakarta.

Ada pula Diah (53) asal Banjarmasin, yang tidak pernah absen datang dan makan oseng-oseng mercon racikan Narti setiap kali ke Yogyakarta menengok putranya yang kuliah di Kota Pelajar ini. Dia mengatakan, sebenarnya ada pedagang oseng-oseng mercon di kota asalnya, tetapi tidak senikmat oseng-oseng mercon favoritnya.

"Enggak seenak di sini. Saya sendiri sudah sering makan di sini dari ketika warung ini masih kecil. Biasanya saya juga beli untuk dibawa pulang," katanya.

Dia mengakui bahwa oseng-oseng mercon tahan hingga sampai ke Banjarmasin. Makanan ini akan beku dalam perjalanan karena kandungan lemaknya, dan akan dia hangatkan sesampai di rumah.

"Tiga hari kuat, asal jangan dibuka setelah dibeli," akunya.

Ingin menikmati di tempat ataupun dibawa pulang, oseng-oseng mercon tetap nikmat. Anda bisa mencicipinya dengan harga Rp10 ribu per porsi sedangkan pelengkapnya bervariasi, mulai Rp10 ribu. (ftr)

0 comments:

Posting Komentar