Cerewet Baik untuk Kesehatan

TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin tidak merasa suka jika ada anggota keluarga atau teman Anda yang berkukuh menyuruh Anda melakukan sesuatu agar merasa sehat. Namun, sebuah penelitian mengenai psikologi olahraga menunjukkan betapa kecerewetan bermanfaat untuk Anda.

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of Lincoln ini merupakan penelitian yang pertama kali mengamati berbagai pengaruh sosial yang mempengaruhi tingkat aktivitas fisik seseorang pada mereka yang berusia antara 30 tahun hingga 60 tahun.

Melalui serangkaian wawancara dengan orang dewasa di seluruh Inggris ditemukan bahwa orang yang paling aktif menghargai usaha pasangan atau anak-anak mereka. Seorang partisipan mengatakan, "Kita mungkin merasa nyaman, duduk atau melakukan sesuatu, dan istri saya mungkin berkata 'ayo pergi dan lakukan sesuatu'. Kemudian kita merasa bimbang, 50:50, saya membutuhkannya."

Komentar yang lain, "Anak perempuan saya selalu bersemangat dan dia seperti selalu mengatakan, 'Ayo ayah, kita lakukan ini' dan kemudian saya harus duduk. Dia meminta saya untuk mengejar dia dan dia selalu membuat saya terlibat secara aktif."

Media massa dan para dokter juga mempunyai peran penting dalam memberikan "bel alarm" untuk mengejutkan mereka yang merasa tidak fit atau tidak aktif tentang dampak dari gaya hidup yang tidak aktif. Penelitian ini, seperti diberitakan Daily Mail edisi 19 April 2012, difokuskan terhadap pengaruh modifikasi sosial terhadap aktivitas fisik dan bukan faktor-faktor yang sudah pasti untuk memprediksikan kesehatan seperti gender dan etnis.

Termasuk di dalamnya adalah memberikan dukungan (dengan ocehan cerewet), mendukung perkembangan dengan dukungan moral dan emosional, dukungan logistik (seperti menjaga anak-anak selama satu jam), dan membuat aktivitas itu sendiri sebagai upaya sosial (seperti bertemu dengan teman-teman).

Menurut peneliti Dr Richard Keegan, "Studi ini bertujuan untuk membantu orang mengaktifkan gaya hidup mereka sendiri secara keseluruhan dan mengetahui faktor-faktor kunci yang mempengaruhi aktivitas sosial mereka."

"Kendala terbesar untuk gaya hidup yang aktif adalah pekerjaan, komuter yang membutuhkan waktu panjang, dan fasilitas yang tersedia. Namun, juga menjadi jelas bahwa Anda tahu siapa yang bisa dimintai bantuan, juga sangat mungkin untuk meminta jaringan sosial Anda membantu agar Anda lebih aktif, misalnya dengan lari bersama teman-teman seusai kerja," kata Keegan.

"Kabar baiknya adalah bahwa studi ini menyatakan bahwa sekali Anda aktif dan sehat, Anda tidak perlu lagi dicereweti. Lebih penting lagi, kecerewetan hanya disarankan untuk diterapkan demi mendapatkan kesehatan dan gaya hidup aktif," kata Keegan.
ARBA'IYAH SATRIANI

0 comments:

Posting Komentar