Home » , , , , » Berburu Keju Favorit di JFFF 2012

Berburu Keju Favorit di JFFF 2012

KEJU tak hanya untuk taburan di piza, pasta, atau dicampur dalam kue kering. Ada banyak jenis dan merek keju yang bisa digunakan untuk berbagai keinginan dan kenikmatan.

"Yang ini enak lho, Din," ujar Julia, 24, kepada sahabatnya, Andini, 26. Mereka tengah berada di depan stan Yummy, produk olahan yoghurt dan keju asli Indonesia, dalam acara Wine & Cheese Expo, bagian dari Jakarta Fashion & Food Festival 2012 di kawasan Kepala Gading, Sabtu (12/5). Akhirnya, dua botol fresh spiced cheeses Julia beli. Sementara Andini membawa satu botol cream cheese light.

"Enak buat sore-sore ngemil roti atau biskuit yang dioles fresh spiced cheeses ini," kata Julia, seorang sekretaris.

Dia memang sering membeli keju olahan itu di supermarket langganan. Keju memang salah satu jenis makanan favorit. Meski bukan berasal dari Tanah Air, popularitas makanan yang terbuat dari susu ini terus meroket dari hari ke hari. Banyak yang mencarinya karena bergizi, enak, dan mudah digunakan. Ini setidaknya bisa dilihat dari naiknya nilai impor keju Australia ke Indonesia. Pada 2009, nilai impornya sebesar USD12,3 juta, lalu melesat menjadi USD18,5 juta pada 2011. Ini berarti naik 33 persen.

"Nilai impor keju asal Australia memang mengalami peningkatan cukup pesat beberapa tahun ini," kata Rebecca Ball.

Ball merupakan anggota Komisi Perdagangan dan Investasi Indonesia Team Leader, ASEAN Agribusiness Team, di Komisi Perdagangan Australia saat berkunjung ke Tanah Air beberapa waktu lalu. Hal ini juga dibenarkan oleh Operations Director PT Pandurasa Kharisma, Helmut Schafer. Sedikitnya, ada sekitar 20 merek keju yang diimpor dari Negeri Kanguru tersebut.

"Dan, semuanya berlabel halal," sebutnya.

Menurut Schafer, orang Indonesia lebih menyukai rasa keju yang ringan. Permintaan keju yang cukup tinggi ini, terutama datang dari industri jasa boga dan perhotelan. Jadi tidak heran jika ajang pameran keju seperti Wine & Cheese Expo 2012 dibanjiri pengunjung.

Berlangsung pada Sabtu-Minggu (12-27/5), acara yang memasuki tahun ke-5 ini menampilkan pameran anggur dan keju terbaik dari negara-negara sahabat, di antaranya Argentina, Australia, Cile, Jerman, Kanada, Selandia Baru, Portugal, Afrika Selatan, dan tuan rumah Indonesia, dari para distributornya di sini. Para penikmat keju seperti haus untuk menambah pengetahuan soal makanan favoritnya tersebut.

"Acara ini memang untuk meluaskan wawasan kuliner masyarakat," kata Cut Meutia, GM of Corporate Communications PT Summarecon Agung Tbk.

Memang, meski menjadi salah satu yang favorit, penggunaan keju di Indonesia masih terbatas. Padahal, keju sebenarnya bisa dikonsumsi dengan cara diparut untuk aneka kudapan, dilelehkan, dipanggang, digoreng, atau dimakan begitu saja

"Di luar sudah terkenal kalau minum wine, hampir pasti ditemani keju," sebut Meutia.

Masih minimnya variasi penggunaan keju juga diamini E Rianti Setiawan, Brand Manager PT Sukanda Djaya, distributor makanan dan minuman, termasuk sejumlah merek keju dunia. Menurut dia, masyarakat Indonesia hanya mengenal cheddar singles, padahal jenis dan produk keju bermacam-macam. Umumnya, pengklasifikasiannya dibedakan dua macam, yaitu keju natural dan keju olahan. Pada prinsipnya, keju natural dibuat dari susu. Sementara keju olahan dibuat dari keju natural dicampur dengan bahan-bahan lain.

"Keju olahan lebih disukai karena rasanya campuran banyak bahan. Sementara, keju natural rasanya lebih hambar, asin dan belum bisa diterima lidah orang Asia," tuturnya.

Selain itu, keju juga bisa dibedakan berdasarkan keju tua (old) dan keju muda (young), tergantung lamanya fermentasi. Sementara berdasarkan keras dan lunak, tergantung tekstur akhir keju. Di tempat Rianti, yang paling laris terjual adalah produk keju dengan jenis cheese spread atau keju parut. Ini biasanya digunakan untuk campuran roti, nasi goreng, tambahan saus pasta, atau steak.

"Bisa juga dimakan langsung," ujar dia.

Negara penghasil keju yang produknya banyak diminati, sebut dia, adalah Prancis dan Australia. Jika ingin menikmati keju yang beda, coba makan fruit cheese, yaitu cream cheese yang dicampur dengan buah-buahan, kacang, dedaunan, dan rempah-rempah. Produk yang bisa dipilih adalah merek Lemnos dari Australia.

"Nikmat jika dipakai untuk tambahan roti atau dicampur salad," ujar Nafsiah, bagian cooking demo di PT Pandurasa Kharisma, importir keju dunia.

Pilihan lain ada halloumi dari Cyprus. Ini adalah jenis keju baru yang sangat ringan dan aromanya sedikit. Keju ini dimasak seperti barbeque dengan rasa yang lembut dan halus.

"Biasanya di negara asalnya, keju ini digunakan sebagai campuran untuk masakan kari," ungkap Nafsiah. (ftr)

0 comments:

Posting Komentar