Home » , , , » Cara Dokter Mata RS Cicendo Membuang Stres

Cara Dokter Mata RS Cicendo Membuang Stres

TEMPO.CO , Bandung: Belasan dokter muda naik ke pentas. Sepuluh wanita cantik berkebaya encim berdiri di depan. Di belakangnya berbaris menyamping enam lelaki ganteng. Setelah mikrofon di tangan masing-masing siap, mereka mengalunkan lagu-lagu daerah secara medley dengan iringan musik. Dimulai oleh Bungong Jeumpa asal Aceh hingga Mojang Priangan.

Kelompok dokter bernyanyi itu berasal dari Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung. Mereka diundang tampil di acara peringatan Hari Lupus Sedunia di Aula Timur ITB, Sabtu, 5 Mei 2012. Bukan untuk mengobati langsung puluhan orang dengan lupus (odapus) yang hadir, tapi dengan cara lain, yaitu lewat nyanyian merdu.
"Paduan suara kami juara pertama di acara Dies Natalies Fakultas Kedokteran Unpad tahun 2009," kata juru bicara kelompok, Novita Sitompul, 30 tahun, di belakang panggung.

Sejak itu, para dokter mata itu jadi langganan lomba dan tampil di acara Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, juga di Rumah Sakit Mata Cicendo. Misalnya saat kedatangan Menteri atau pejabat Kementerian Kesehatan. Persiapan tiap kali tampil itu dilakukan sejak dua bulan sebelumnya. Latihan 2 jam selama tiga kali sepekan wajib dilakukan sore selepas jam kerja.

"Latihannya di ruang pertemuan lantai dua rumah sakit, kadang juga di tempat karaoke," ujar dokter mata yang baru lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran itu.

Agar tak mengganggu pasien yang dirawat, mereka berlatih tanpa pengeras suara. Latihan itu pun sering agak susah waktunya, karena baru boleh dilakukan setelah semua anggota beres tugas, mulai dari menangani pemeriksaan pasien, ikut operasi, dan membuat laporan. Lagu-lagu latihan biasanya bercorak pop barat seperti dari Whitney Houston dan tembang-tembang lawas Indonesia, menyesuaikan usia kalangan hadirin acara.

Para dokter penyanyi itu dipilih lewat seleksi audisi, di antaranya Direktur RS Mata Cicendo M. Kautsar Boesoirie dan pelatih vokal kelompok. Selain harus bersuara merdu, calon anggota harus komitmen berlatih rutin. "Semuanya dokter di Cicendo, anggota yang keluar biasanya karena pindah rumah sakit," kata Novita.

Para dokter mata yang berusia 26-35 tahun itu di antaranya lulusan dari Fakultas Kedokteran Unpad, Universitas Diponegoro, Universitas Jenderal Ahmad Yani, Trisakti, Pelita Harapan, dan Universitas Sumatera Utara.

"Menyanyi itu selain hobi juga refreshing dari kerjaan," ujar dokter bertubuh langsing itu.

Mereka bekerja dari Senin-Jumat sejak pukul 7 pagi hingga sering menjelang petang sehabisnya pasien. Rata-rata pasien yang datang per hari di rumah sakit mata rujukan nasional itu mencapai 400-500 orang. Adapun dokternya yang ikut dibantu mahasiswa residen berjumlah 85 orang.

"Yang suka bikin tegang itu kalau ada operasi katarak yang sulit atau kecelakaan yang mengancam kebutaan. Pasien yang jadi buta itu, bagi kami, seperti orang yang meninggal," ujarnya. Di ruang praktek, para dokter itu tak bisa menghibur diri dan pasien dengan bernyanyi.
ANWAR SISWADI

0 comments:

Posting Komentar