Home » , , , , » Menyusupi Kehidupan Tempo Dulu lewat Kopitiam

Menyusupi Kehidupan Tempo Dulu lewat Kopitiam

ADA yang khas dari setiap kopitiam yang ada di mal maupun yang berdiri sendiri. Kebanyakan, outlet-nya didesain dengan gaya kedai-kedai China masa lalu, oldish.

Coba lihat outlet Lau Kopitiam di Pasar Festival. Dindingnya dibangun dari deretan bata merah, dengan meja marmer dan kursi kayu. Para pramuniaganya menggunakan seragam chongsamwarna merah. Untuk makanan berkuah, mangkuknya pun mirip mangkuk China, dengan penutup.

Sementara, desain QQ Kopitiam Plaza Indonesia meniru gaya kopitiam pinggir jalan, seperti yang banyak ditemui di Malaysia dan Singapura. Dengan bentuk outlet terbuka, pengelola membuat garis-garis hitam putih, seolah outlet tersebut berada di dekat trotoar atau pinggir jalan. Jarak antarmeja juga sangat dekat, mirip kedai jalanan yang memiliki tempat terbatas.

Konsepnya memang balik lagi ke kopitiam Chinese, old fashion, di-combine dengan gaya warung pinggir jalan, kata Manajer Operasional QQ Kopitiam, Agung Prabowo.

Lain-lagi dengan Kopitiam Oey. Meski banyak mengambil desain interior China, tapi juga dipadukan dengan nuansa kuno ala Jawa, misalnya dengan pajangan-pajangan di dinding yang bernuansa klasik.

"Setiap kopitiam memang ingin menonjolkan suasana tempo dulu. Kalau kita masuk ke kopitiam, diharapkan suasana atau feeling kita jadi seperti menyusuri kehidupan tempo dulu. Pengunjung yang tua jadi bisa bernostalgia," kata Ketua Persatuan Pengusaha Kopitiam Indonesia (PPKTI) Mulyadi Praminta.

Meski banyak desain outlet kopi tiam yang tetap mempertahankan gaya China kuno, tapi tak haram juga jika ada yang ingin sedikit mengadopsi gaya modern. Misalnya seperti yang dilakukan pengelola outlet Kopitiam. Di kebanyakan outlet ini, desainnya lebih modern, dengan warna yang lebih cerah dan perabotan ruangan yang juga lebih modern. Meski begitu, atmosfer ringan dan sederhana tetap kentara.

Desainnya kami sebut Mediteranian. Lebih ke Western, tapi tetap ringan, ujar Marketing and Branding Manager Kopitiam Willy Anthony Pukarta.

Meski desainnya masih setia pada pakem kopitiam, outlet-outlet kopitiam umumnya sudah memberikan fasilitas layaknya restoran di mal, misalnya fasilitas bebas Wi-Fi untuk berselancar di internet. Ĺ“Jadi, suasana dan makanan seperti back to basic, tapi tetap tidak ketinggalan teknologi, kata Agung. (ftr)

0 comments:

Posting Komentar