Home » , , » Kuliner Asia vs Eropa

Kuliner Asia vs Eropa

detail berita

MAKANAN di setiap negara memiliki perbedaan, mulai dari rasa hingga jenisnya. Perbedaan ini dipengaruhi campur tangan budaya.

"Karena ada faktor budayalah, setiap wilayah maupun negara memiliki perbedaan, kuliner pun menjadi sangat kaya," ucap Chef Bara Pattiradjawane kepada Okezone usai acara "Time of Change" di Social House, Grand Indonesia, Jakarta, baru-baru ini.

Chef Bara mengatakan, salah satu faktor yang jelas mempengaruhi kuliner setiap negara adalah persoalan mengonsumsi sup. Sebab bila di Eropa, sup disajikan di awal waktu makan sedangkan pada budaya Asia, penyajian sup ada di akhir.

"Budaya Eropa dan Asia jelas berbeda, contoh saja, orang Asia makan sup pasti terakhir. Sup tidak dihidangkan di awal karena mengandung cairan," imbuhnya.

Dijelaskannya, kuliner Indonesia tidak mengenal sup dalam tahapan makanan pembuka, tetapi sup masuk dalam tahapan main course. "Karena Indonesia tidak mengenal sup sebagai pembuka, tetapi melekatkannya sebagai soto, sayur lodeh, sayur asam, dan sayur berkuah lainnya, yang dihidangkan bersama nasi, masuknya ke main course. Di Indonesia sendiri kenalnya rames; nasi dan segala lauk pauknya, itu budaya makan Indonesia. Makan Asia seperti itu bukan mengikuti kuliner Eropa," bebernya.

Tidak hanya itu, menurutnya, budaya membuat tahapan makan timbul di dunia kuliner lantaran aktivitas ini kerap dimanfaatkan sebagai momen berbincang. "Kalau di Prancis, sesudah kita dessert ada keju, yang dihidangkan dengan anggur atau kismis, baru dari situ ada dessert kedua dan ketiga. Kalau untuk menyederhanakan, ada empat tahapan dalam makan, ada appetizer, salad dalam porsi kecil, sup, lalu main course dan dessert lagi. Penyuguhan kopi dan teh masuk dalam bagian dari course. Sebenarnya, konsep-konsep ini adalah cara menghidangkan makanan Barat, sekali lagi ini karena faktor budaya," tutupnya.
(ftr)

0 comments:

Posting Komentar