TEMPO.CO, Jakarta - Seorang model berambut ikal panjang terurai mengenakan katun bordir putih model tank top dan rok balon songket warna merah muda menyala. Di rambutnya disematkan mahkota mutiara, sementara bagian bibir, pipi, dan kuku jemari tangannya berhiaskan warna pink. Dengan ekspresi tertawa lepas dan penuh percaya diri, dia melenggak-lenggok di atas panggung.
"Inspirasi dan kain yang dipakainya lokal, namun dikemas menjadi gaya modern dan global. Bagiku, rancangan ini keren, ceria, bermakna semangat orang muda," kata Diska, remaja 15 tahun, yang menyaksikan gaya si model tersebut.
Aksi mini peragaan busana itu menjadi bagian dari acara Lenny Agustin yang meluncurkan bukunya berjudul Fashion is My Playground di Cilandak Town Square pada akhir April lalu. Bagi perancang berambut cepak, yang selalu mengusung keceriaan, energik, dan jiwa orang muda, beranggapan fashion itu mode dan tren, merupakan dua hal yang semakin menarik untuk bergerak bersama.
Menurut dia, saat ini dunia tidak lagi punya batasan sehingga siapa pun bisa memilih untuk menikmati dan menentukan apa saja yang sedang in di dunia mode. "Karena fashion dan tren menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari masa kini," ujarnya.
Melalui buku setebal 162 halaman dengan foto-foto berwarna, yang sebagian merupakan koleksi rancangannya selama berkarya, Lenny mengaku mengekspresikan nuansa tradisional, gaya yang mengindonesia, secara lebih ringan (mudah dikenakan), tapi tetap menjadi sesuatu yang personal dan unik.
Bagi Lenny, Indonesia memiliki budaya tradisional yang beragam, mulai dari busana adat bodo, kebaya, baju kurung, dodotan atau kemben, dan sebagainya. Hal itu menjadi inspirasinya dalam berkarya yang ditujukan untuk orang muda. Koleksinya dalam busana nasional tersebut disajikan dengan citarasa masa kini. "Enggak mudah meyakinkan kawula muda mengenakan ragam busana adat kita. Karena itu, saya memodifikasikan dengan unsur warna-warna yang jreng atau mentereng khas orang muda," kata ibu tiga anak ini.
Lenny, yang pada 2003 pernah meraih juara pertama lomba Merancang Busana Perkawinan Internasional di salah satu majalah lokal Jakarta, memakai kain-kain lokal, seperti batik, lurik, tenun ikat, jumputan, songket, sutra, sarung Makassar, kain tapis, dan tenun Nusa Tenggara Barat. Untuk memberikan gaya modern bersentuhan etnik, pemilik label Lennor ini menggunakan kerajinan tangan, seperti sulaman benang, sulam usus, anyaman, dan rajutan.
Dia mengaku selalu menciptakan gaya yang mengkombinasikan warna, teknik jahitan, dan padu-padan eksplorasi keragaman budaya Indonesia. Lenny mengatakan, pada setiap rancangan, dia selalu menerapkan filosofi, antara lain tradisional Indonesia, ringan, penuh permainan, kaya warna, centil, tanpa batas, dan kerajinan tangan. "Yang mengenakan rancanganku silakan bebas berekspresi. Mau jadi Lady Gaga, Katy Perry, Nicki Minaj, atau Rihanna, terserah, yang penting berekspresi dengan kain Indonesia," katanya.
Salah satu rancangan Lenny yang disukai artis Ariel Tatum adalah gaya popi-popi yang terinspirasi dari kain tenun Makassar berwarna terang, ramai, bermotif bunga dengan baju bodo klasik, dan karakter khas Makassar. "Yang aku ingat, popi-popi dalam bahasa Makassar artinya boneka cantik, dikemas menjadi gaya lebih berwarna, fun, dan modis," kata remaja berusia 16 tahun ini.
Menurut Ariel, setiap rancangan Lenny mewakili semangat orang muda. Meski bahan yang dipakai tenun lokal atau kain Indonesia, sentuhan gayanya global yang tidak kalah dengan style Harajuku, K-Pop, dan Western Young. "Dengan kain Indonesia, style-nya tetap fun, girly, dan nge-chick, bisa bergaya apa pun sebebas ceria jiwa orang muda," ujarnya.
HADRIANI P.
Home »
Fashion Kawula Muda
,
Kawula Muda
,
Rahasia Gaya Kawula Muda
,
Tips dalam Dunia Mode
,
Tips Kawula Muda
» Gaya Ceria Kawula Muda
0 comments:
Posting Komentar