
MEMASAK menggunakan slow cooker menghasilkan santapan yang lebih lembut. Namun, sebagian orang meragukan bahwa makanan yang diolah dengan alat ini cenderung tidak sehat.
Memasak dalam waktu lama (slow cooking), biasanya sekira selama delapan jam, memicu kekhawatiran munculnya bakteri pada makanan. Menurut Mark Tamplin, MD, ahli mikrobiologi US Department and Agriculture (USDA) dan spesialis keamanan makanan, penggunaan slow cooker bukanlah masalah.
"Anda tidak akan melihat pertumbuhan organisme berbahaya dengan alat slow cooker," katanya, seperti dilansir Realsimple, Jumat (1/6/2012).
Menurut panduan Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika (Food and Drugs Administration/FDA), memasak bahan makanan pada suhu di atas 60 derajat celcius akan memastikan "pengrusakan bakteri-bakteri secara signifikan". Nah, slow cooker beroperasi pada suhu antara 77 derajat Celcius dan 149 derajat Celcius.
Bakteri akan berkembang -disebut "zona berbahaya"- pada suhu memasak antara 4,4 derajat Celsius hingga 60 derajat Celsius. Bakteri bahkan dapat berkembang dengan cepat jika masakan dibiarkan berada pada suhu ruang dalam waktu lama. Jadi, lebih baik membiarkan alat memasak mengolahnya dalam waktu perlahan daripada memasang alat pengukur waktu untuk menyegerakan proses memasak.
Untuk memanaskan kembali sisa makanan dengan baik, lakukan hingga makanan mengeluarkan asap panas. Jika Anda tinggalkan makanan dalam slow cooker, maka matikan alat tersebut.
"Cobalah untuk tidak meninggalkannya lebih dari empat jam. Pastikan slow cooker yang Anda memiliki fungsi pemanasan jika Anda harus meninggalkan makanan. Kemudian, dinginkan makanan pada wadah kedap udara," jelasnya.
(ftr)
0 comments:
Posting Komentar